Jumat, 08 April 2011

[Anima] Chapter 1 : Into the Beggining (Kaito Side)

Namaku Kaito, aku adalah seorang Anima tepatnya serigala, aku berumur 17 tahun. Aku sedang melakukan perjalanan menuju desa yang baru untuk memulai kehidupan baruku.Beberapa jam aku berjalan dan tiba-tiba aku mendengar suara hewan yang ketakutan, setelah kuselidiki ternyata ada seekor kucing yang berada diatas pohon sambil dikerumuni oleh banyak monster yang kelaparan, aku berpikir kalau para monster itu ingin memangsa kucing itu. Mungkin karena Anima dan hewan adalah saudara maka secara tidak sengaja aku pun langsung melompat untuk menolong kucing itu, setelah menolongnya kami pun di kejar oleh monster-monster tersebut dan kami pun melarikan diri. Setelah cukup aman kami pun berisitrahat dan kuangkat kucing itu dan menatap matanya yang sepertinya masih ketakutan, dan kucing itu tiba-tiba berkata, “ Terima kasih Mii...” dengan nada lirih. Aku pun sempat berpikir mengapa aku bisa bahasa kucing padahal aku adalah serigala, mungkin aku adalah Anima maka aku dapat mengerti bahasanya, setelah aku bepikir panjang aku hanya mendengar bahasa manusia dan aku pun mengabil kesimpulan kalau ia adalah Anima. Dan pada waktu yang bersamaan kucing itu berubah menjadi wujud manusianya dan duduk di pangkuanku.
Setelah ia berubah tiba-tiba dia langsung memelukku dengan lembut tetapi dengan perasaan sedih dan takut. Aku pun juga memeluknya untuk menenangkannya, dan saat aku sedang menenangkannya dia pun menangis, aku pun membelai rambutnya dan berkata, “menangislah sepuasmu aku akan menemanimu”. Beberapa menit pun beralu ia akhirnya tenang dan berhenti menangis lalu dia memperkenalkan dirinya padaku, Anima kucing itu bernama Miiko, umurnya tidak jauh beda dengan umurku. Setelah ia memperkenalkan diri tiba-tiba dia memelukku laghi tetapi ia juga mencium bibirku, padahal ini adalah ciuman pertamaku dan aku pun terdiam dengan malu, dan dia dengan penuh harap memintaku untuk menemaninya dalam perjalanannya, setelah aku tanya tujuannya ternyata tujuannya sama denganku dan akhirnya aku bersedia menemaninya.
Sepanjang perjalanan aku sempat memperhatikan Miiko, tebakanku memang benar ia memang cantik dan memiliki paras tubuh yang elok, sehingga aku hampir berpikir untuk menyerangnya dan saat kulihat dia hanya bisa pasrah mungkin ia memang rela aku serang, tetapi sebaiknya aku tahan saja, aku tidak ingin memiliki kawanan lebih cepat karena masih ada hal yang aku ingin lakukan dimasa mudaku ini.
Setelah hampir dua jam perjalanan aku dan Miiko pun sampai di desa tujuan kami, desa itu bernama Desa Fenias. Kami pun berkeliling, ternyata masyarakat disana tinggal berdampingan di sebuah pemukiman yang sudah disiapkan dan disana juga memiliki fasilitas yang sama dengan kota manusia. Puas berkeliling kami pun pergi ke pusat administrasi untuk mengurus surat tinggal disana. Setelah selesai kami pun menerima kunci dan alamat dimana kami akan tinggal, setelah berkeliling sambil mencari ternyata kami tinggal bersebelahan. Lalu Miiko menatapku dengan penuh harapan dan ia berkata,” Terima kasih Mii..., telah menolongku dan mengantarku sampai disini.”
“Ya sama-sama jangan dipikirkan.” balasku.
“Sebagai balasannya maukah kau menjadi suamiku dan tinggal bersamaku dengan kawanan kita ?” ucapnya dengan penuh hasrat.
Aku pun terdiam karena pernyataan cintanya kepadaku dan dimulailah kehidupan baruku dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar